Jumat, 04 Mei 2012

“Anakku waktu tidur kok kepalanya selalu miring ya. Aku jadi takut kepalanya nanti peyang setelah besar, habis katanya kepala bayi usia 4 bulan masih sangat lembek. Gimana dong?,” keluh Tanti, seorang ibu muda.
Sebagian besar waktu dalam hidup seorang bayi memang dihabiskan untuk tidur, tentunya selain makan. Justru karena sebagian besar kesehariannya dipergunakan untuk tidur inilah maka kerap timbul kekuatiran dari orang tua si bayi. Tentunya hubungan antara posisi tidur dengan kepala yang masih lembek dan jalannya proses pernapasan si kecil.
n Peyang
Kepala bayi yang baru berusia beberapa bulan memang masih lembek karena masih dalam proses pembentukan. Tulang-tulang pada kepala bayi yang baru lahir belum menyatu, selain itu juga jaringan-jaringannya belum tumbuh, masih longgar, dan banyak air. Bila ada tekanan pada satu sisi yang signifikan dan terus-menerus, memang dapat menyebabkan kepalanya jadi peyang. Padahal setelah usia 3 bulan, bayi bisa memilih sendiri posisi tidur yang nyaman baginya.
Tapi sebenarnya tidak perlu terlalu dikuatirkan karena begitu tekanan pada satu sisi ini hilang, peyangnya juga hilang karena tengkoraknya masih berkembang dan tumbuh. Bentuk kepala si kecil bisa menjadi kembali bagus. Hal ini berbeda kasus apabila memang ada faktor keturunan, misalnya bagian belakang kepala orang tua juga memang bentuknya tidak bulat (peyang). Bisa saja bentuk kepala ini menurun pada si kecil. Kekuatiran si kecil kepalanya jadi peyang karena tidur telentang terus-menerus menjadi hal yang lazim dikeluhkan. Saran seperti menggunakan bantal yang diisi beras agar beras tersebut mengikuti bentuk kepala bayi seringkali menjadi solusi selain sering memindah posisi tidurnya.
n Posisi Tidur
Posisi tidur bayi bisa bermacam-macam. Tapi pada bayi yang baru lahir sampai dengan yang berusia 3 bulan kemampuan motoriknya masih terbatas, maka ia pun baru bisa tidur dengan posisi telentang. Anda bisa membantu mengubah posisinya dengan dimiringkan ke kanan atau kiri maupun ditengkurapkan. Namun, posisi yang disebut terakhir, hingga kini masih kerap diperdebatkan. Untuk posisi tidur tengkurap, sebaiknya Anda tetap mengawasi untuk mencegah terjadinya bayi tersedak, dan tidak lupa tentunya tetap diganti posisi (bergantian dengan posisi miring).
n Cegah Gumoh
Gumoh, alias muntah kecil karena lambung si kecil penuh cairan juga sering terjadi karena posisi tidur. Kebanyakan bayi yang lahir sakit dalam arti dirawat di RS karena lahir prematur, minumnya pakai selang atau masih pakai bantuan mesin pernapasan, tidurnya diposisikan tengkurap atau miring ke kanan. Ini dikaitkan dengan waktu pengosongan lambung jadi lebih mudah. Karena pintu lambung ada di sebelah kanan, jadi bila dimiringkan ke kanan, minuman yang diminum si kecil akan masuk ke usus-usus sehingga pintu pengosongannya lebih cepat. Selain itu, posisi kepala yang agak lebih tinggi juga akan membantu karena gravitasinya yang berpengaruh.
Namun posisi miring untuk mencegah gumoh ini lebih dianjurkan pada bayi yang menyusui dan umumnya usia di bawah sebulan. Karena bila si kecil sudah mengkonsumsi makanan padat dan berusia 5 bulan ke atas, posisi tersebut tak berpengaruh terhadap pengosongan lambung, karena di usia tersebut sudah jarang gumoh.
n ‘Lasak’
Tidur lasak alias posisi tidur yang berpindah-pindah dan ngacak juga sering dilakukan bayi yang berusia di atas 3 bulan. Umumnya ia mengikuti pergerakan atau instingnya semasa di dalam rahim. Perlu diketahui, bayi punya refleks dan insting sendiri untuk mencari posisi tidur yang paling enak, nyaman, dan tak membahayakan dirinya. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan posisi tidur si kecil. Yang penting diperhatikan adalah pagar pengaman sekeliling tempat tidur si kecil harus cukup kuat agar bisa menahannya agar tidak jatuh.
Nah, biarkan si kecil bobo dengan nyaman..
Sumber: hanyawanita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar