Mengapa Gadis Kota Melakukan Seks Pra Nikah?
Oleh redaksi pada Rab, 01/02/2008 - 10:45.
Lumrahkah gadis kota melakukan seks pra nikah? Kabarnya, gadis-gadis tersebut memang suka dengan seks. Akibatnya risiko PMS tertinggi diderita mereka. Penemuan terbaru Dr Jan E. Paradise dari Boston University School of Medicine, Massachussetts, pada risetnya yang terbaru. Seperti yang diungkapkannya pada Reuters Health, Paradise mengetahui kenyataan ini saat meneliti tentang bagaimana mengedukasi para remaja yang aktif secara seksual untuk mengurangi risiko tertular PMS (Penyakit Menular Seksual).
Bukan tanpa alasan wanita doktor ini meneliti hal itu. Pasalnya, risiko PMS paling tinggi ternyata diderita oleh generasi berusia 15-30 tahun. Bersama rekan-rekan sekerja, Paradise membagikan kuesioner kepada 197 remaja berusia 14 tahun ke atas yang sedang mengunjungi klinik remaja di daerah urban. Cewek-cewek itu ditanyai berbagai pertanyaan, termasuk di antaranya kegiatan seksual mereka serta apa saja yang memotivasi mereka untuk berhubungan intim. Hasil riset ini, lantas dipublikasikan di Journal of Adolescent Health.
Ada juga yang masih perawan
Yang melegakan, rupanya tak semua gadis remaja itu pernah melakukan hubungan intim. Empat puluh dari mereka mengatakan bahwa mereka masih 'tingting' alias perawan. Lalu, 25 orang lagi bilang bahwa mereka sebenarnya sudah tidak perawan, tapi sudah tiga bulan terakhir ini tidak melakukan hubungan intim. Tapi, mayoritas responden, atau 132 orang, terus terang mengungkapkan bahwa mereka adalah pelaku aktif seksual.
Yang melegakan, rupanya tak semua gadis remaja itu pernah melakukan hubungan intim. Empat puluh dari mereka mengatakan bahwa mereka masih 'tingting' alias perawan. Lalu, 25 orang lagi bilang bahwa mereka sebenarnya sudah tidak perawan, tapi sudah tiga bulan terakhir ini tidak melakukan hubungan intim. Tapi, mayoritas responden, atau 132 orang, terus terang mengungkapkan bahwa mereka adalah pelaku aktif seksual.
Seperti yang telah disebutkan di atas, alasan para gadis belia itu untuk berseks-ria adalah karena suka atau cinta pada pasangannya. Sementara itu, sepertiga dari responden yang pernah melakukan hubungan seksual mengaku bahwa mereka bersanggama karena menyukai seks itu sendiri.
Tapi, apakah alasan mereka yang masih perawan atau sedang tidak aktif secara seksual dalam menghindari hubungan intim? Sungguh tak dinyana, alasannya ternyata didasari oleh kepercayaan pribadi mereka sendiri. Misalnya, yang perawan dan bukan pelaku aktif seksual menyebutkan bahwa tiga alasan utama mereka adalah 'bukan hal yang benar bagi saya sekarang' (perawan=82%, bukan pelaku aktif=50%), 'menunggu sampai saya lebih dewasa' (69% vs 8%), dan 'menunggu sampai saya menikah' (67% vs 38%). Selain itu, 23% perawan dan 13% bukan pelaku aktif menyatakan bahwa 'hal itu bertentangan dengan agama saya' sebagai alasan mereka tidak melakukan hubungan intim.
Bandingkan pernyataan itu dengan dua alasan terbesar teman-teman sebaya mereka yang giat melakukan hubungan intim, yaitu 'Habis, saya suka/cinta dia, sih' (86%) dan 'Habis, saya emang suka bersenggama'.
Paradise sendiri mengharapkan, hasil penelitian ini akan memudahkan pengembangan pendidikan seks bagi remaja - terutama dalam upaya mencegah PMS. Oleh sebab itu, edukasi tentang 'penggunaan kondom' dan 'membatasi jumlah pria yang menjadi pasangan seks' mutlak diperlukan.
"Usaha-usaha untuk berbicara dengan mereka agar tahu waktu yang tepat untuk berhubungan intim dan apa maknanya suatu hubungan yang serius serta komit, mungkin bisa jadi strategi yang menolong," kata Paradise lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar